Murai Batu adalah salah satu burung kicau yang populer di kalangan pecinta burung di Indonesia. Namun, meskipun terkenal dengan kicauannya yang merdu, burung ini juga bisa mengalami stres. Stres pada murai batu dapat memengaruhi kondisi fisik dan mentalnya, yang pada gilirannya dapat merusak kualitas kicauan serta kesehatan burung secara keseluruhan. Dalam artikel ini, Anda akan belajar mengenai ciri burung murai batu yang stres dan bagaimana cara mengatasinya dengan tepat.
1. Perubahan Pola Kicauan
Perubahan kicauan adalah salah satu tanda pertama yang dapat Anda perhatikan ketika burung murai batu mengalami stres. Biasanya, burung ini akan menunjukkan penurunan frekuensi gacor atau bahkan berhenti berkicau sama sekali. Jika burung Anda tiba-tiba menjadi lebih pendiam atau kicauannya terdengar tidak semangat, ini bisa menjadi tanda bahwa ia sedang stres. Sebagai pengamat, Anda harus peka terhadap perubahan ini. Ketika stres berkepanjangan, burung mungkin mulai mengeluarkan suara ngerol yang tidak teratur, yaitu suara pelan yang tidak khas.
Jika Anda melihat perubahan pada pola kicauan, pastikan untuk memeriksa apakah ada faktor-faktor luar yang mengganggu, seperti suara bising atau perubahan suhu yang drastis. Pastikan juga lingkungan sangkar tenang dan bebas dari gangguan. Jika perlu, pindahkan burung ke tempat yang lebih sepi.
BACA JUGA: 10 Penyakit Burung Murai Batu yang Perlu Anda Ketahui
2. Perilaku Agresif atau Gelisah
Stres pada burung murai batu juga dapat terlihat dalam perilaku agresif atau gelisah. Burung yang merasa terancam atau cemas akan menunjukkan dua pola perilaku ini. Perilaku agresif dapat berupa menyerang tangan Anda atau menyerang jeruji sangkar, sementara burung yang gelisah mungkin akan melompat-lompat atau menabrak jeruji tanpa tujuan yang jelas. Kedua perilaku ini merupakan bentuk respons burung terhadap ancaman atau ketidaknyamanan, sering kali terlihat pada kondisi Over Birahi (OB).
Anda perlu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi burung. Pastikan sangkar memiliki ruang yang cukup untuk bergerak dan hindari gangguan dari burung lain yang dapat meningkatkan rasa cemas. Berikan waktu bagi burung untuk menenangkan diri dengan pengkrodongan atau pemindahan ke area yang lebih tenang.
3. Mencabuti Bulu Sendiri
Mencabuti bulu sendiri atau self-plucking adalah tanda stres yang lebih serius. Ini biasanya terjadi akibat kebosanan, kurangnya stimulasi, atau bahkan ketidaknyamanan fisik seperti infeksi atau iritasi kulit. Perilaku ini dapat menyebabkan luka, infeksi, dan kerusakan permanen pada bulu burung. Jika Anda melihat burung murai batu Anda mulai mencabuti bulu, ini harus segera diatasi.
Pertama, periksa apakah burung Anda mengalami masalah kesehatan seperti kutu atau infeksi kulit. Jika tidak ada masalah fisik, kemungkinan besar burung Anda merasa bosan atau cemas. Anda bisa mencoba memberikan lebih banyak stimulasi mental seperti mainan atau variasi tempat bertengger.
4. Postur Tubuh Lesu dan Bulu Mengembang
Burung yang sedang stres atau sakit cenderung menunjukkan postur tubuh yang lesu dan bulu yang mengembang. Postur ini bertujuan untuk menghemat energi dan menjaga suhu tubuhnya. Jika burung Anda tampak tidak aktif, sering berdiam diri di satu tempat (tidak ngeplay), dan bulunya terlihat mengembang, ini bisa menandakan stres atau ketidaknyamanan, bahkan bisa menunjukkan perilaku Mbagong jika disertai dengan pengembangan bulu dada.
Cek kondisi lingkungan sekitar burung Anda. Pastikan suhu di sekitar sangkar stabil dan nyaman. Jika burung terus menunjukkan postur ini, segera bawa ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut, karena bisa jadi burung tersebut mengalami masalah kesehatan lainnya.
5. Perubahan Pola Tidur dan Istirahat
Murai batu yang stres dapat mengalami gangguan tidur. Beberapa burung mungkin tidur berlebihan, sementara yang lain bisa menjadi sangat gelisah dan tidak bisa tidur. Gangguan tidur ini sering kali disebabkan oleh stres atau ketegangan yang dirasakan oleh burung akibat lingkungan yang tidak stabil atau suara yang mengganggu di sekitar mereka.
Pastikan burung Anda tidur di tempat yang tenang, jauh dari kebisingan dan gangguan. Anda bisa menggunakan penutup sangkar pada malam hari untuk memberikan suasana yang lebih tenang. Jika stres berlanjut, konsultasikan dengan ahli burung atau dokter hewan untuk mendapatkan saran lebih lanjut mengenai setingan harian yang tepat.
6. Menolak Pakan atau Perubahan Kebiasaan Makan dan Minum
Stres dapat mempengaruhi nafsu makan dan kebiasaan minum burung murai batu. Burung yang stres mungkin menolak makan atau minum Extra Fooding (EF), yang bisa mengarah pada penurunan berat badan dan kekurangan nutrisi. Beberapa burung mungkin malah minum lebih banyak dari biasanya, yang bisa menjadi tanda dehidrasi atau gangguan kesehatan lainnya.
Anda harus memantau asupan makan dan minum burung Anda secara ketat. Jika burung Anda menolak pakan, coba variasikan jenis pakan atau beri pakan tambahan yang lebih menarik. Pastikan juga bahwa burung Anda memiliki akses ke air bersih setiap saat. Jika masalah ini terus berlanjut, segeralah bawa burung ke dokter hewan untuk pemeriksaan.
7. Perilaku Berulang (Pacing atau Stereotypical Behavior)
Salah satu tanda stres yang dapat terlihat pada burung murai batu adalah perilaku berulang atau stereotypical behavior. Burung mungkin mulai berjalan mondar-mandir di sepanjang tenggeran atau mengayunkan kepala secara terus-menerus. Perilaku ini menunjukkan bahwa burung Anda merasa tertekan dan tidak mendapatkan cukup stimulasi mental.
Untuk mengatasi perilaku ini, Anda bisa memperkenalkan variasi mainan atau tempat bertengger yang dapat merangsang burung untuk bergerak dan bermain. Anda juga bisa mencoba memindahkan burung ke lingkungan yang lebih menarik dengan banyak variasi dan interaksi.